Selasa, 28 Juni 2011
Isro' Mi'roj
Isro' dan Mi'roj berdasarkan perspektif Al Qur'an dan Hadits
Posted by: "sukarman ex_petrosea" sukarman_psi@yahoo.com
Tue Jul 21, 2009 9:02 am (PDT)
ISRA’ DAN MI’RAJ BERDASARKAN PERSPEKTIF AL QUR’AN DAN HADITS
A’udzubillahi minasy syaithoonir rojiim. Bismillahirrahmanir rahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adikku yang insya Allah dirahmati dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Firman Allah SWT yang tercatat didalam Al Qur’an, Surat Al Israa’, surat ke 17 ayat No.1
[17.1] Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Qs.17:1
Semua orang yang mengaku Islam dan beriman, harus yaqin-seyaqin- yaqinnya, bahwa itu berita dari Allah SWT dan kebenarannya mutlak harus diyaqini.
Jaminan Allah, bahwa Al Qur’an itu mutlak kebenarannya. Silahkan and abaca Qs.69:51; 2:147;
[69.51] Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar kebenaran yang diyakini.
[2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
PERTANYAAN:
(1)-Apakah makna atau artinya Israa’?
(2)-Mengapa Isra’ itu ke Baitulmakdis atau ke Masjidilaksa?
(3)-Untuk apa Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi wassalam Israa’?
(4)-Benarkah Nabi Muhammad sholat malam di Masjidilakso mengimami 24 Nabi-nabi?
(5)-Apakah artinya, maknanya Mi’raj?
(6)-Apa higmahnya dan untuk apakah Nabi Muhammad s.a.w. di mi’raj-kan?
(7)-Apakah Nabi-Nabi atau Rasul-Rasul Allah dan umat sebelum zamannya Nabi Muhammad s.a.w., tidak diperintah sholat, atau tidak pernah mendirikan sholat?
(8)-Apakah Rasulullah s.a.w. sebelum terjadinya Isro’ dan Mi’roj belum pernah menerima wahyu tentang perintah sholat dan apakah Nabi s.a.w. belum pernah sholat, sebelum Isro’ dan Mi’roj?
(9)-Benarkah Rasulullah s.a.w. bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat langsung dari Allah SWT di Sidratul Muntaha?
(10)-Benarkah Rasulullah s.a.w. tawar-menawar dalam menerima perintah sholat dalam sehari semalam yang asalnya 50 kali menjadi 5 kali ketika beliau menghadap Allah SWT?
(11)-Mengapa yang menjadi Pertimbangan Nabi Musa a.s, mengapa tidak memilih Nabi Ibrahim?
(12)-Perihal melihat Allah, Nabi Musa a.s. tidak bisa melihat Allah SWT. Qs.7:143
(13)Tidak ada bagi seorang manusia, bahwa Allah berkata-kata dng manusia:Qs.4: 164; 7:144; 42:51,52
PERTANYAAN-PERTANYA AN TSB DIATAS, JAWABANNYA ADA DI DALAM AL QUR’AN:
1-Apakah makna atau artinya Israa’?
Israa’ bermakna perjalanan hamba-Nya (Nabi Muhammad s.a.w) pada suatu malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidilaksa (Baitulmakdis) di Yerusalem (Palestina-Israel) .
2-Mengapa Israa’ itu ke Baitulmakdis atau Masjidilaksa di Yerusalem?
Ada kaitannya dengan sejarah panjang, Baitulmakdis. Sebab disana tempat turunnya Kitab-kitab Suci sebelumnya yaitu:
KitabTaurat, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa a,s., kitab yang terpenting yang diturunkan kepada kaumnya yaitu Bani Israil.
Kitab Zabur, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Daud a.s. Yang diturunkan kepada Bani Israil.
Kitab Injil, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa a.s., Kitab ini berfungsi menambah kebenaran Taurat, Zabur dan melengkapinya. Yang diturunkan untuk Bani Israil.
Masjidilaksa, disanalah para nabi-nabi menyiarkan agama tauhid, agama yang menyembah Allah Yang Maha Esa, Agama yang meng-Esakan Allah SWT, untuk Bani Israil atau bangsa yahudi (Israel).
Kitab Taurat, Zabur direvisi (renovasi) menjadi Kitab Injil.
Selanjutnya Kitab Taurat, Kitab Zabur dan Kitab Injil direvisi, direnovasi, dirombak total menjadi Kitab Al Qur’an. Seperti dalam firman-Nya:
Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.Qs.10:37
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba- Nya. Qs.35:31
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya) ". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Qs.46: 29, 30, 31
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: "Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Qs.5:19
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. Qs.6:38
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat- Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Qs.6:115
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).Qs. Al Baqarah (2): 40
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Qs.Al Baqarah (2): 83
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan sholat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul- Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus". .Al Maa’idah (5): 12
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Qs.Maryam (31); 30, 31
Kitab suci yang dahulu sudah banyak berubah, karena dirubah mereka sendiri, dibuat semaunya sendiri. Firman Allah SWT:
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” Qs.Al Baqarah (2): 75
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Qs.Al Baqarah (2): 78
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. Qs.Al Baqarah (2): 79
3-Untuk apa Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi wassalam Israa’?
Untuk diperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Allah SWT memperlihatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. (Kebesaran Allah SWT) . Jawaban ini ada di Qs.Al Isroo’ (17): 1
4-Benarkah Nabi Muhammad sholat malam di Masjidilakso mengimami 24 Nabi-nabi dan Rosul-rosul? (25 Nabi dan Rosul, termasuk Nabi Muhammad s.a.w.)
4A- Jawaban pertama:
Dalam arti harfiah, arti sebenarnya atau zhohirnya tidak benar, karena orang yang sudah meninggal ruh dan badannya (jasadnya) tidak bisa menyatu kembali, kecuali dihari kebangkitan dan tidak bisa kembali kedunia, ruhnya orang yang sudah matipun tidak bisa gentayangan kemana-mana, karena ada di genggaman Allah SWT yaitu di Alam Barzah. Qs.23:99, 100 dan Qs.39:42 sbb:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. Qs.Az Zumar (39):42
4B-Jawaban kedua:
Semua Hadits-hadits mengenai Isro’ dan Mi’roj tidak bisa diterjemahkan secara harfiah, harus diterjemahkan secara takwilnya (penjabarannya) .
4C-Jawaban ketiga:
Jawabnya benar, dalam arti majaz atau arti “Kiasan” .Karena visi dan misi 25 Nabi dan Rasul adalah sama, yaitu mengajarkan Agama Tauhid,
Perbedaannya:
Nabi-nabi atau Rasul-rasul pendahulunya diutus hanya untuk kaumnya atau bangsanya sendiri-sendiri. Sedangkan Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia dan jin sedunia dan sampai hari kiamat.
Firman Allah SWT yang artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk (hidayah) oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) . Qs.An Nahl (16): 36
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan) , maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterang an yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk (hidayah) orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk (hidayah) orang yang dikehendaki- Nya kepada jalan yang lurus.Qs.2: 213
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Qs.An Nisaa’ (4): 13
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin) -Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Qs.An Nahl (16): 35
Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". Qs.An Nahl (16): 51
5-Apa maknanya Mi’roj?
Maknanya Mi’raj adalah naik atau naik tangga, ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW sesudah Israa’, jalan dari Baitulmakdis (Masjidilaksa) ke Sidratul Muntaha dan kembali ke Masjidilharam di Makkah, pada malam hari itu juga. Perjalanan pergi-pulang dari Masjidil Aqso ke Sidratul Muntaha hanya satu malam. (Pen.tgl 27 Rajab, tahun ke 11 ½ sesudah beliau diangkat menjadi Rasul). (catatan pen: terjadinya isra’-mi’raj 11 ½ tahun sesudah beliau menjadi rasul dan 11 ½ tahun kemudian beliau wafat, beliau menjadi Nabi dan Rosul selama 23 tahun.)
SEBAB SEBAB TERJADINYA ISRO’ DAN MI’ROJ (Berdasarkan sejarah):
Terjadinya Isro’- Mi’roj pada pertengahan kerasulan (kenabian) Nabi Muhammad SAW 11½ tahun menjadi Nabi / Rasul dan 11 ½ tahun kemudian Beliau wafat.
Pada waktu itu Nabi Muhammad s.a.w. sangat berduka cita setelah ditinggalkan oleh:
(A)-Meninggalnya istri tercintanya, istri yang melindunginya, yang membiayai dahwahnya, yang mengorbankan harta bendanya untuk agama, yang membimbingnya. Istrinya yang kaya raya, konglomerat, Export-Importir, kekayaan istrinya habis untuk biaya dakwah. Kesedihannya bukan karena habisnya harta, tetapi hilangnya pendamping yang sangat dicintainya, yang sangat disayanginya, yang membibingnya, yang membiayainya berdakwah yaitu Siti Chotijah r.a., telah tiada, telah mendahuluinya, telah wafat.
(B)-Meninggalnya paman Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Tholib, yaitu seorang Gubernur Makkah yang sangat disegani dan sangat ditakuti oleh penduduk Makkah dan sekitarnya dan sangat ditakuti oleh orang-orang kafir Qurays dan suku-suku lainnya. Abu Tholib adalah orang yang memberi jaminan keselamatan kepada dirinya dalam menyiarkan dakwah agama tauhid. Pada masa kehidupan Abu Tholib, Abu Tholib sebagai Gubernur Makkah mengumumkan kepada penduduk Makkah dan sekitarnya: “Barangsiapa yang berani membunuh atau melukai Muhammad harus berhadapan dengan saya (Abu Tholib)”.
Meninggalnya Siti Chotijah dan Abu Tholib membuat hati Nabi Muhammad s.a.w. sangat terpukul dan agak goyah, karena tidak ada jaminan keselamatannya, maka syi’ar agamanya dilanjutkan atau tidak, karena pada waktu itu orang-orang kafir sungguh sangat kejam, yang menentang ajaran yang disiarkan oleh Nabi SAW dan Abu Tholib sebagai penjamin keselamatannya dan sebagai Gubernur Makkah yang sangat disegani, sangat ditakuti oleh orang-orang kafir sudah tidak ada, sudah mendahuluinya, sudah wafat..
(C)-Karena tidak adanya pelindung Nabi SAW, tidak adanya jaminan keselamatan pada dirinya, dan was-was, maka mulai mengendurlah syi’ar agama tauhidnya. Takut ancaman orang-orang kafir Qurais yang sangat kejam.
(D)-Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mau membiarkan kekasih-Nya (Nabi Muhammad SAW) berlarut-larut dalam kesedihan.
(E)-Allah SWT tidak mau, syi’ar agama Islam terhenti sampai disitu. Harus dilanjutkan.
(6)-APA HIGMAHNYA UNTUK APAKAH NABI MUHAMMAD SAW DI MI’ROJ’KAN?
Penjelasan dari Allah SWT mengenai Mi’rojnya Nabi Muhammad s.a.w., didalam Qs.53:1 s/d 18
(6a)-Allah SWT menjamin, memberi jaminan, bahwa Isro’ dan Mi’raj itu benar:
Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Qs.An Najm, Surat ke 53, ayat No.1 s/d 5:
(6b)-Diperlihatkan Malaikat Jibril dalam rupa yang aslinya, di ufuk yang tinggi:
Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Qs.53: 6 s/d 9
Dari ayat-ayat tsb diatas Nabi Muhammad s.a.w. bertemu Malaikat Jibril, bukan bertemu Allah SWT.
(6c)-Malaikat Jibril menyampaikan kpd hamba-Nya (Muhammad) apa yg telah Allah wahyukan. Di Sidratul Muntaha Nabi Muhammad s.a.w. ketemu dengan Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya, bukan bertemu Allah SWT langsung. Didekatnya ada surga tempat tinggal dan diperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Tuhannya. Bukan menerima perintah sholat!
Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, Qs.53:10 s/d 15
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. Qs.53: 16 s/d 18
(7)-Apakah Nabi-Nabi atau Rasul-Rasul Allah dan umat sebelum zamannya Nabi Muhammad s.a.w., tidak diperintah sholat, atau tidak pernah mendirikan sholat?
(7a)-Nabi Ibrahim a.s, Ishaqa.s., & Yakub a.s. telah menerima wahyu perintah sholat:
Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yakub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. Qs.21: 72, 73
(7b)-Nabi Ismail a.s., sebagai Nabi dan Rasul memerintahkan umatnya sholat.
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya. Qs.Maryam (19): 54, 55
(7c)-Nabi Musa a.s. dan umatnya juga diperintah sholat dan membayar zakat.
Bangsa Yahudi atau Bani Israil juga diperintahkan Sholat dan membayar zakat:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Qs.Al Baqarah (2): 83
(7c)-Nabi Isa a.s dan pengikutnya juga diperintahkan Shalat dan membayar zakat:
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; Qs.Maryam (19): 30, 31
(8)-Apakah Rasulullah s.a.w. sebelum terjadinya Isro’ dan Mi’roj belum pernah menerima wahyu tentang perintah sholat dan apakah Nabi s.a.w. belum pernah sholat, sebelum Isro’ dan Mi’roj?Jawabnya: Ya Pernah menerima perintah sholat dan pernah mendirikan sholat.
(8a)-Perintah sholat kepada Nabi Muhammad s.a.w. pra atau sebelum Isro’ dan Mi’roj:
Sholat Subuh dan sholat Maghrib
Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang dan pada bahagian permulaan daripada malam (pagi dan petang). Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Qs.Hud (11): 114
(Perintah sholat ini diterima oleh Nabi Muhammad s.a.w. bukan di Sidratul Muntaha)
Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. Qs.40: 55
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Qs.Al Insaan (76): 23 s/d 25
(8b)-Perintah sholat malam = Sholat Isya’ atau Sholat Tahajud,
Sholat ini sebelum Isro’ dan Mi’roj wajib hukumnya bagi Nabi Muhammad s.a.w.
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya) , (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, Qs.73: 1, 2, 3 Dan silahkan dibaca Qs.73:20 (Perintah sholat ini diterima Nabi s.a.w. bukan di Sidratul Muntaha).
Jadi Sholatnya Rasulullah s.a.w. pra (sebelum) Isro’ dan Mi’roj adalah:-
-Sholat Subuh. Qs.11:114; 40:55; 76: 23 s/d 25
-Sholat Maghrib. Qs.11: 114; 40:55; 76:23 s/d 25
-Sholat Malam (Isya’ atau Tahajud). Qs.73:1 s/d 3 dan 73:20,25
Perintah sholat tersebut diatas diterima Rasulullah s.a.w. bukan di Sidratul Muntaha dan tidak ada tawar menawar.
(8c)-Perintah sholat setelah Rasulullah s.a.w.Isro’ dan Mi’roj:
Perintah Sholat Dhuhur dan Asar:
Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).Qs. Al Isro’ (17): 78 - - -Catatan kaki: Ayat ini menyatakan waktu-waktu sholat yang 5 X sehari-semalam: “Tergelincir matahari untuk waktu sholat zhuhur dan Ashar, gelap malam untuk waktu Maghrib dan Isya’
Qs.17:78 ini diterima oleh Rasulullah s.a.w.setelah turun dari Mi’roj dan setelah sampai di Makkah, tidak satu ayatpun dai ayat-ayat Al Qur’an yang diterima oleh Rasulullah s.a.w. diterima di Sidratul Muntaha. Silahkan and abaca Qs.53: 1 s/d 18
(8d)-Perintah sholat Tahajud atau Nafilah:
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. QS. 17:79
Qs.17:79 ini diterima oleh Rasulullah s.a.w.setelah turun dari Mi’roj dan setelah sampai di Makkah, tidak satu ayatpun dai ayat-ayat Al Qur’an yang diterima oleh Rasulullah s.a.w. diterima di Sidratul Muntaha
Kesimpulannya:
-Perintah Sholat Subuh. Qs.11:114; 40:55
-Perintah Sholat Dhuhur. Qs.17:78
-Perintah Sholat Asar. Qs.17:78
-Perintah Sholat Maghrib. Qs.11:114; 40:55
-Perintah Sholat Isya’. Qs.73:1 s/d 3, 20
-Perintah Sholat Tahajud dan Nafilah. Qs.17:79
(8e)-Perintah sholat kepada keluarga:
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. Qs.Thoohaa (20): 132.
(8f)-Perintah sholat secara umum:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuata n) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.Qs. Al Ankabuut (29): 45
Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.Qs. Al Hajj (22):77
Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. Qs.An Nuur (24) ayat 56.
Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Qs.An Nisaa’ (4): 103
Peliharalah segala sholat (mu), dan (peliharalah) sholat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.Qs.2: 238,239
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku. Qs.Thaahaa (20): 14
(9)-Benarkah Rasulullah s.a.w. bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat langsung dari Allah SWT di Sidratul Muntaha?
Tidak benar, Rasulullah s.a.w.di Sidratul Muntaha diperlihatkan:
Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. Qs.53: 6 s/d 18
(10)-Benarkah Rasulullah s.a.w. tawar-menawar dalam menerima perintah sholat dalam sehari semalam yang asalnya 50 kali menjadi 5 kali ketika beliau menghadap Allah SWT?
Rasulullah s.a.w. tidak pernah menghadap Allah SWT.
Tidak benar. Perintah sholat dibawah ini tidak ada tawar-menawarnya.
-Perintah Sholat Subuh. Qs.11:114; 40:55
-Perintah Sholat Dhuhur. Qs.17:78
-Perintah Sholat Asar. Qs.17:78
-Perintah Sholat Maghrib. Qs.11:114; 40:55
-Perintah Sholat Isya’. Qs.73:1 s/d 3, 20
-Perintah Sholat Tahajud dan Nafilah. Qs.17:79
Semua perintah sholat tersebut diatas, diterima oleh Rasulullah s.a.w. melalui wahyu. Qs.2:97; 20:114; 26: 192 s/d 195; 42:51,52; 53: 1 s/d 11. Bukan diterima di Sidratul Muntaha.
Keputusan Allah, ketetapan Allah tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa dirubah-rubah.
Qs.50:29-Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba- Ku. Qs.33:62-Sebagai sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.
Benarkah pernah terjadi tawar menawar shalat dari 50 waktu menjadi 5 waktu sehari semalam?
Kalau diartikan secara harfiah tidak benar, tetapi kalau diambil dari arti kiasan (majaz) benar adanya
Didalam hadis tersebut menjelaskan, bahwa satu kali shalat nilainya sama dengan 10 kali, kalau 5 kali shalat, maka nilainya sama dengan 50 kali shalat, kalau ada niat baik sudah dicatat satu kali kebajikan (kebaikkan), kalau dilaksanakan niat baik itu, berarti dicatat 10 kali kebajikan (kebaikan), begitulah arti kiasan (majaz) yang ada pada Hadis Shahih Muslim No.134, 137, 138
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). Qs.6:160
(11)-Mengapa yang menjadi Pertimbangan Nabi Musa a.s, mengapa tidak memilih Nabi Ibrahim?
Ketika Rasulullah s.a.w. mi’roj-versi Hadits Shahih Muslim dan Bukhari:
-Di langit pertama Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Adam a.s. HSM.134; HSB.211
-Di langit kedua Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Isa a.s; Yahya a.s, Zakaria a.s. HSM.134;
-Di langit ketiga Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Yusuf a.s. HSM.134
-Di langit keempat Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Idris a.s. HSM.134
-Di langit kelima Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Harun a.s. HSM.134
-Di langit keenam Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Musa a.s. HSM.134
-Di langit ketujuh Rasulullah s.a.w. ketemu Nabi Ibrahim a.s. HSM.134; HSB.211
-Dari langit ketujuh Jibril membawa Rasulullah s.a.w. sidratul Muntaha. HSM.134
Mengapa yang menjadi pertimbangan Nabi Musa a.s. padahal lebih dekat dengan Nabi Ibrahim a.s.?
Karena hadits-hadits mengenai Mi’roj bersumber dari kisah-kisah dari Israilliyat. Ketahuilah Nabi Musa a.s adalah nabinya orang-orang israil dan yahudi, maka yang dipilih sebagai pertimbangan adalah Nabi Musa a.s.
(12)-Perihal melihat Allah, Nabi Musa a.s. tidak bisa melihat Allah SWT. Qs.7:143
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". Qs.7:143
(13)Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan manusia:
Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. Qs. 4:164
Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". Qs.7:144
Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Qs.42:51
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Qs.42:52
Muhammad diangkat menjadi Nabi. Qs.Al Alaq, Surat ke 96, ayat No. 1 s/d 5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul . Qs.Al Muddatstsir (74): 1 s/d 5.
Hai orang yang berkemul (berselimut) , bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Berita yang kita terima dari Ustadz, Ustadzah, Kiai maupun Ulama, tidak mesti kita terima begitu saja, kita harus cek dahulu kebenarannya.
Apabila ada berita yang kita terima yang bersumber dari Hadits, sekalipun hadits itu shahih dari shahihur riwayat, namun apabila matan, maknanya, pengertiannya, redaksinya bertentangan, berlawanan, bertabrakan dengan ayat-ayat Al Qur’an, maka hadits itu masih perlu diperbincangkan. Bukannya kita tidak percaya kepada Rasulullah s.a.w. Namun apakah benar berita itu benar-benar keluar dari lisan Rasulullah s.a.w.
Bab Ilmu Mushthalahul Hadits, Pasal ke 32. Hadits Bulughul Maram
Tidak ada satu pun dari pada kitab-kitab Hadits yang tidak terdapat di dalamnya Hadits-hadits yang lemah. Ada yang sedikit dan ada yang banyak, kecuali Bukhari dan Muslim dapat dikata bahwa hamper semua Hadits yang tersebut di dalam dua kitab itu, shahihur-riwayat, artinya riwayatnya sah. Walaupun ada Hadits-hadits yang mana’nya perlu diperbincangkan.
Bagi Anda yang berbeda pendapat dengan saya, maka baca firman Allah SWT sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Qs.4: 59
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adikku yang insya Allah dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Marilah saya mengajak Anda untuk merawat hidayah yang kita miliki ini agar tidak menghilang dikit-demi sedikit, kita pelihara sholat kita, karena kalau kita sampai meninggalkan sholat kita akan kembali kepada kafir dan musyrik, begitu sangat pentingnya sholat yang diperintahkan oleh Allah SWT sejak Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan mengingat peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini , marilah kita perkuat jiwa dan raga dengan ibadah, mengerjakan sholat lima waktu dan pada malam hari hendaklah sering mengerjakan sholat tahajud, dengan shalat tahajud, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menempatkan kita ketempat yang terpuji, insya Allah. Dengan demikian anda akan sampai ketempat derajat yang terpuji. Marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita, agar kita mendapat derajat takwa yang tinggi, setidaknya kita menjadi umat
Muhammad yang baik, , sehingga kita selamat didunia sampai di akhirat nanti, dan mendapat surga yang Allah Ta’ala janjikan kepada hamba-Nya, insya Allah. Amin ya Rabbil’alamin.
Allahu a’lam. Alhamdulillahirabbi l’alamin, Billahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sukarman.
Sumber bacaan:
Al Qur’an dan Terjemahnya.
Hadits Shahih Bukhari (HSB); Hadits Shahih Muslim (HSM).
Hadits Bulughul Maram.
Isro' Mi'roj
Kamis, 24 Maret 2011
Peristiwa Isro' Mi'roj
Peristiwa Isro' dan Mi'roj termasuk peristiwa sejarah yang sangat banyak mendapat perhatian dan
perbincangan para ilmuwan sosial. Diantara ahli sejarah, ada yang sangat berlebihan
dalam memandang kedudukan nabi Muhammad berikut mu'jizatnya, ada pula sebaliknya,
mengingkari sama sekali keberadaan mujizat dalam perjalanan sejarah hidup seorang nabi.
Menurut Dr. Muhammad Said Romadhon Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah An Nabawiyyah".
Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu'jizat Nabi dalam peristiwa Isro' dan mi'roj ini,
berasal dari para orientalis yang turut mengkaji peristiwa Isro' dan Mi'roj tanpa terlebih dahulu
didasari keimanan terhadap hal-hal yang gho'ib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu
mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang memiliki pandangan
seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold Ziher dan banyak lagi yang lainnya.
Sebagai sebab utama dari pandangan mereka seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap
pencipta mujizat itu sendiri. Karena jika iman kepada ALLAH telah tertanam di
dalam jiwa seseorang, maka akan mudah untuk mengimani segala sesuatu yang lebih mudah dari
pada itu.
perbincangan para ilmuwan sosial. Diantara ahli sejarah, ada yang sangat berlebihan
dalam memandang kedudukan nabi Muhammad berikut mu'jizatnya, ada pula sebaliknya,
mengingkari sama sekali keberadaan mujizat dalam perjalanan sejarah hidup seorang nabi.
Menurut Dr. Muhammad Said Romadhon Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah An Nabawiyyah".
Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu'jizat Nabi dalam peristiwa Isro' dan mi'roj ini,
berasal dari para orientalis yang turut mengkaji peristiwa Isro' dan Mi'roj tanpa terlebih dahulu
didasari keimanan terhadap hal-hal yang gho'ib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu
mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang memiliki pandangan
seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold Ziher dan banyak lagi yang lainnya.
Sebagai sebab utama dari pandangan mereka seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap
pencipta mujizat itu sendiri. Karena jika iman kepada ALLAH telah tertanam di
dalam jiwa seseorang, maka akan mudah untuk mengimani segala sesuatu yang lebih mudah dari
pada itu.
Sayangnya, pemikiran seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para orientalis kafir saja.
Akan tetapi telah diadopsi juga oleh sebagian pengkaji dari kalangan kaum muslimin sendiri, yang
terlalu silau dengan istilah metodologi ilmiyah - padahal subjektif- yang digembar-gemborkan
Eropa. Sehingga akhirnya mereka berpandangan bahwa yang melakukan Isro' dan Mi'roj itu hanyalah ruh
nabi, bukan fisiknya (jasadnya). Karena menurut mereka, mustahil tubuh nabi yang
material dan terbuka itu bisa menembus lapisan langit dalam waktu yang sangat terbatas.
Namun pandangan seperti ini telah banyak dibantah oleh para ulama Islam, bahwa kata-kata 'abdihi
(hamba-NYA) dalam surat Al-Isro' ayat 1 itu adalah terdiri dari unsur ruh dan tubuh.
Karena dalam bahasa Arab, ruh saja tidak cukup untuk bisa dikatakan sebagai hamba, begitu
sebaliknya bahwa tubuh saja tidak bisa dikatakan sebagai hamba. Yang dikatakan sebagai seorang hamba mesti terdiri dari gabungan unsur ruh dan tubuh.Sumber kisah-kisah tentang perjalanan yang penuh
misteri itu adalah kata-kata pada permulaan Surah Al Isro' yang berbunyi:
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺳﺮﻱ ﺑﻌﺒﺪﻩ ﻟﻴﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ
ﺍﻟﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻷﻗﺼﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﺎﺭﻛﻨﺎ ﺣﻮﻟﻪ ﻟﻨﺮﻳﻪ ﻣﻦ
ﺁﻳﺎﺗﻨﺎ ﺇﻧﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ) .ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ: 1 ).
"Maha suci ALLAH yang telah memperjalankan hamba-NYA dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil
Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya DIA adalah ROBB yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Dalam kitab sirahnya, Ibnu Ishaq menggambarkan kisah Isro' dan mi'roj ini sebagai berikut:
Suatu malam Jibril membawa nabi naik ke atas punggung samawi yang disebut Buroq; lalu
Muhammad SAW mengadakan perjalanan bersama Jibril. Dan dalam perjalanan malam ke Yerussalem,
Rosulullooh diperlihatkan dengan berbagai keajaiban. Dan sesampainya di Masjidil Aqsho, Rosulullooh
bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, sekaligus mendapatkan penghormatan untuk mengimami
sholat bersama mereka. Al Buroq, dalam bahasa Arab menurut sebagian pendapat berasal dari kata "Al Barq" yang berarti kilat.
Boleh ditafsirkan bahwa penggunaan nama ini dalam Al Qur'an adalah untuk menunjukkan kecepatan yang tiada tara dari jenis kendaraan ini. Di dalam buku-buku hadits, Al buroq ini digambarkan sebagai kuda putih yang sangat indah. Oleh sebab itu logika orang Arab pada zaman Rosulullooh Sholalloohu'alaihi wassalam tidak dapat menerima peristiwa Isro' dan mi'roj yang diceritakan oleh baginda Rosul ini. Karena mereka mengetahui bahwa seseorang yang mengendarai kuda pulang pergi dari Mekah ke Palestina akan memakan waktu selama lebih kurang dua bulan. Sementara Rosulullooh mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah pergi ke Masjidil Aqsho dan di lanjutkan lagi dengan perjalanan mi'roj ke langit tinggi, hanya dalam waktu satu malam.
Sehingga berita yang disampaikan oleh rosul tercinta ini, menjadi bahan tertawaan dan cemoohan bagi
orang-orang yang mempunyai penyakit dalam hatinya, yaitu orang-orang kafir Quroys yang
mengingkari kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rosulullooh sholalloohu'alaihi wassalam.
Lain dengan kita yang hidup pada era teknologi canggih sekarang ini, dimana para ilmuwan telah
mampu menemukan kecepatan sebuah teknologi yang melebihi kecepatan cahaya dan suara, yang
secara aksiomatis sudah pasti akan mengurangi panjangnya masa dalam menempuh sebuah
perjalanan, dan secara otomatis manusia pada zaman sekarang dapat memahami bahwa sesuatu
perjalanan sejauh manapun bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dari yang terjadi pada
masa-masa sebelumnya. Seandainya saja orang-orang kafir yang menentang Rosulullooh itu masih hidup bersama kita sekarang ini, tentu saja mereka akan melihat kebenaran apa yang disampaikan Rosulullooh kepada mereka. Ternyata hal itu bukan merupakan sesuatu yang mustahil dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa di zaman ini, apalah lagi kiranya bagi seorang rosul ALLAH yang dikehendaki sendiri oleh ALLAH sebagai Sang Pencipta. Dalam waktu yang sangat singkat, Rosulullooh telah sampai di "Al Bait Al Maqdis". Di sana beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, dan mengimami shalat.
Sesungguhnya Isro' dan Mi'roj adalah perjalanan yang penuh dengan keberkahan, antara Masjidil
Harom yang dibangun oleh Nabiyullooh Ibrohim dan anaknya Isma'il 'Alaihimassalam di Mekah dan
Masjidil Aqsho yang dibangun oleh Nabiyullooh Daud dan Sulaiman 'Alaihimassalam di Palestina.
Kedua rumah suci ini telah diberkahi oleh ALLAH Subhanahu wata'ala. Demikian juga dengan apa yang terdapat disekitarnya, demikian yang termaktub dalam firman ALLAH. Sehingga tempat ini benar-benar menjadi pusat peribadatan dan pengESAan kepada ALLAH SWT, dan pada kedua tempat suci inilah wahyu-wahyu ALLAH diturunkan kepada para rosul-NYA. Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsho,
Rosulullooh SAW sempat singgah di suatu bukit yang penuh berkah, dimana Nabi Musa AS pernah
menerima wahyu langsung dari ALLAH SWT, yaitu "Bukit Tursina", dan Rosulullooh sholat dua rakaat di
tempat itu. Disamping itu Rosulullooh juga mampir di tempat kelahiran nabi Isa AS, yaitu di sebuah bukit
mubarokah yang disebut "Betlehem (`baitullhami`, bahasa Arabnya)" dan beliau pun sholat dua rokaat.
Akhirnya sampai di "Baitul Maqdis". Di tempat suci inilah, beliau bertemu dengan nabi Ibrohim dan Musa di tengah kumpulan para nabi dan Rosul ALLAH yang lain. Di tempat ini juga Rosulullooh SAW sholat sebagai imam bagi para Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, disebutkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rosulullooh dengan membawa dua gelas minuman, satu berisi anggur, dan satu lagi berisi
susu. Kemudian Rosulullooh memilih gelas yang berisi susu. Jibril berkata: "Engkau telah memilih Fithroh".
~HR Bukhari dan Muslim~ Selanjutnya barulah Rosulullooh melanjutkan perjalanan ke langit, yang disebut dengan "mi'roj". Dalam peristiwa mi'roj inilah Rosulullooh melihat tanda-tanda kebesaran ALLAH yang Maha Agung (min aayaati Rabbihil Kubro).
Harom yang dibangun oleh Nabiyullooh Ibrohim dan anaknya Isma'il 'Alaihimassalam di Mekah dan
Masjidil Aqsho yang dibangun oleh Nabiyullooh Daud dan Sulaiman 'Alaihimassalam di Palestina.
Kedua rumah suci ini telah diberkahi oleh ALLAH Subhanahu wata'ala. Demikian juga dengan apa yang terdapat disekitarnya, demikian yang termaktub dalam firman ALLAH. Sehingga tempat ini benar-benar menjadi pusat peribadatan dan pengESAan kepada ALLAH SWT, dan pada kedua tempat suci inilah wahyu-wahyu ALLAH diturunkan kepada para rosul-NYA. Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsho,
Rosulullooh SAW sempat singgah di suatu bukit yang penuh berkah, dimana Nabi Musa AS pernah
menerima wahyu langsung dari ALLAH SWT, yaitu "Bukit Tursina", dan Rosulullooh sholat dua rakaat di
tempat itu. Disamping itu Rosulullooh juga mampir di tempat kelahiran nabi Isa AS, yaitu di sebuah bukit
mubarokah yang disebut "Betlehem (`baitullhami`, bahasa Arabnya)" dan beliau pun sholat dua rokaat.
Akhirnya sampai di "Baitul Maqdis". Di tempat suci inilah, beliau bertemu dengan nabi Ibrohim dan Musa di tengah kumpulan para nabi dan Rosul ALLAH yang lain. Di tempat ini juga Rosulullooh SAW sholat sebagai imam bagi para Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, disebutkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rosulullooh dengan membawa dua gelas minuman, satu berisi anggur, dan satu lagi berisi
susu. Kemudian Rosulullooh memilih gelas yang berisi susu. Jibril berkata: "Engkau telah memilih Fithroh".
~HR Bukhari dan Muslim~ Selanjutnya barulah Rosulullooh melanjutkan perjalanan ke langit, yang disebut dengan "mi'roj". Dalam peristiwa mi'roj inilah Rosulullooh melihat tanda-tanda kebesaran ALLAH yang Maha Agung (min aayaati Rabbihil Kubro).
Isro' Mi'roj
http://www.setiabudi.name/archives/514/comment-page-1http://www.setiabudi.name/archives/514/comment-page-1 Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai isro mi’roj lebih sekedar wisata ruhani yang diselenggarakan oleh Alloh SWT demi menguatkan mental beliau.
Mental yang mungkin sudah jatuh ke titik nadir setelah beliau ditinggalkan wafat oleh dua orang yang sangat dicintai dan selalu mendukungnya.
Isro mi’roj adalah prosesi ujian yang sangat berat tidak hanya bagi beliau tapi juga muslimin saat itu yang baru terbentuk komunitasnya.
Bagi sebagian anggota komunitas tersebut, partisipasi mereka masih dalam taraf uji coba dan pengenalan terhadap ajaran maupun pribadi Rosululloh.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan tersebut.
Pelajaran pertama yang saya pahami adalah hikmah bahwa seringkali kita merasa sombong dengan kemampuan nalar dan keilmuan kita.
Di masa terjadinya peristiwa isro dimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah menuju Masjidil Aqso di Baitlahim hanya dalam ukuran semalam adalah sebuah hal yang mustahil.
Mustahil karena perjalanan mengenderai unta tercepat pun harus dilakukan dalam beberapa hari menempuh medan yang tidak bersahabat.
Maka dapat kita lihat bahwa Alloh SWT menunjukkan kepada kita betapa terbatasnya kemampuan akal manusia.
Terbatas dengan ilmu yang diserap serta pemahaman yang ada dalam diri setiap manusia.
Ternyata keimanan akan mendorong kita untuk lebih membuka pikiran dan memperbanyak upaya untuk terus belajar.
Keimanan membangun kesadaran bahwa diri kita memiliki banyak keterbatasan.
Sedangkan dari perjalanan mi’roj kita memperoleh kesadaran bahwa seindah apapun syurga yang dijanjikan oleh Alloh SWT, Nabi Muhammad SAW lebih memilih untuk kembali ke jalan dakwah yang penuh darah dan air mata.
Kita tidak boleh bersikap egois dengan hanya memikirkan kesenangan pribadi saja.
Padahal di luar sana banyak orang yang tersesat dalam kegelapan dan memerlukan tuntunan menuju Cahaya di atas Cahaya.
Nabi Muhammad SAW bisa saja memilih untuk tinggal di syurga tapi beliau lebih memilih kembali mengurusi ummat yang menjadi tanggung jawabnya.
Subhanalloh.. betul-betul sebuah ujian yang besar dan sedikit sekali yang mampu memahaminya.
Kita cenderung hanya menganggapnya cerita pengantar tidur dan melupakannya selama bertahun-tahun setiap kali mendengarnya.
Isro Mi’roj: “Sebuah Ujian Besar Keimanan”
Mental yang mungkin sudah jatuh ke titik nadir setelah beliau ditinggalkan wafat oleh dua orang yang sangat dicintai dan selalu mendukungnya.
Isro mi’roj adalah prosesi ujian yang sangat berat tidak hanya bagi beliau tapi juga muslimin saat itu yang baru terbentuk komunitasnya.
Bagi sebagian anggota komunitas tersebut, partisipasi mereka masih dalam taraf uji coba dan pengenalan terhadap ajaran maupun pribadi Rosululloh.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan tersebut.
Pelajaran pertama yang saya pahami adalah hikmah bahwa seringkali kita merasa sombong dengan kemampuan nalar dan keilmuan kita.
Di masa terjadinya peristiwa isro dimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah menuju Masjidil Aqso di Baitlahim hanya dalam ukuran semalam adalah sebuah hal yang mustahil.
Mustahil karena perjalanan mengenderai unta tercepat pun harus dilakukan dalam beberapa hari menempuh medan yang tidak bersahabat.
Maka dapat kita lihat bahwa Alloh SWT menunjukkan kepada kita betapa terbatasnya kemampuan akal manusia.
Terbatas dengan ilmu yang diserap serta pemahaman yang ada dalam diri setiap manusia.
Ternyata keimanan akan mendorong kita untuk lebih membuka pikiran dan memperbanyak upaya untuk terus belajar.
Keimanan membangun kesadaran bahwa diri kita memiliki banyak keterbatasan.
Sedangkan dari perjalanan mi’roj kita memperoleh kesadaran bahwa seindah apapun syurga yang dijanjikan oleh Alloh SWT, Nabi Muhammad SAW lebih memilih untuk kembali ke jalan dakwah yang penuh darah dan air mata.
Kita tidak boleh bersikap egois dengan hanya memikirkan kesenangan pribadi saja.
Padahal di luar sana banyak orang yang tersesat dalam kegelapan dan memerlukan tuntunan menuju Cahaya di atas Cahaya.
Nabi Muhammad SAW bisa saja memilih untuk tinggal di syurga tapi beliau lebih memilih kembali mengurusi ummat yang menjadi tanggung jawabnya.
Subhanalloh.. betul-betul sebuah ujian yang besar dan sedikit sekali yang mampu memahaminya.
Kita cenderung hanya menganggapnya cerita pengantar tidur dan melupakannya selama bertahun-tahun setiap kali mendengarnya.
Isro' Mi'roj
29 Juli 2008
Tentang Isro' Mi'roj
klik: http://ahn-bidikcom.blogspot.com/2008/07/tentang-isro-miroj.htmlKalau kita melirik pada kalender masehi : 30 Juli 2008 yang berwarna merah, pasti kita akan melirik keterangan di sudut kiri kalender yang tertera "Peringatan Isro' Mi'roj ".
Biasanya pada bulan Rajab ini, umat Islam khususnya di Indonesia memperingatinya. Mereka berbondong ke masjid, mushola atau lapangan dimana tempat tersebut mengadakan peringatan peristiwa diluar nalar manusia dan bukti dari kebesaran Allah SWT.
Peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW, dalam suatu malam melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dengan bimbingan Jibril beliau mendapatkan gambaran tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Seperti apa yang tertulis dalam QS 17 ayat 1 sbb:
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآ*ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
artinya: " Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya [1] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Melaksanakan peringatan Isro’ Mi’roj bukan semata-mata kegiatan seremonial belaka, tetapi mempunyai arti penting selain sebagai syiar agama juga diharapkan akan melahirkan dan mengilhami nilai–nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman untuk menyempurnakan perjalanan hidup sehari-hari menuju kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akherat kelak.
Perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dapat mengilhami perubahan pola pikir manusia di bidang pengembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW telah banyak memberi pelajaran dan wawasan masa depan yang dapat dipetik sebagai suri teladan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perjalanan spritual beliau, diawali dengan ujian berat dimana Nabi Muhammad SAW yang baru saja ditinggal wafat istri tercitanya Chodijah dan kemudian disusul kematian pamannya Abu Tholib, namun semua keprihatinan itu menjadikan beliau semakin dekat kepada Allah SWT. Sehingga sejarah mencatat tahun tersebut sebagai tahun duka- tahun keprihatinan.
Dengan demikian pelajaran ini dapat dijadikan sebagai modal motivasi dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan bangsa saat ini yang mengharuskan untuk sungguh-sungguh berfikir jernih disertai pendekatan diri secara mendalam kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar